Menyoal (Muslim) Ucapkan Selamat Natal
Hakikat Islam adalah penyerahan diri (istislam) secara total kepada Allah melalui Tauhid dan taat serta berlepas diri dari kesyirkan dan pelakunya. “Al-Islam huwa al-istislamu LiLlahi bit Tauhid wal Inqiyadu Lahu Bith Tha’ati wal baraa atu minasy Syirki Wa Ahlihi; Islam adalah berserah diri kepada Allah melalui tauhid dan tunduk kepada-Nya melalui taat (terhadap-Nya) serta berlepas diri dari kesyirikan dan pelaku kesyirikan”, jelas Syekh Muhammad At-Tamimi dalam kitabnya Al-Ushul Ats-Tsalatsah.
Siapa Bilang Mengucapkan Selamat Natal Itu Haram?
Kamu tidak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka Itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan Allah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. lalu mereka dimasukan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya, Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka Itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah: 22)
Bertutur Katalah yang Baik
Manusia adalah mahluk sosial yang tak bisa lepas dari interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang intens dalam kehidupan sehari-hari beimplikasi pada seringnya bergaul dengan banyak orang yang memilki sifat, dan pemahaman yang beragam. Sehingga nyaris tak tak dapat dihindari mendengar perkataan yang baik atau selainnya, melihat sesuatu yang memancing reaksi perasaan, dan sebagainya. Oleh karena itu kaidah ini merupakan rambu-rambu dalam bertutur kata dan interaksi verbal.