Remaja

PEMUDA YANG DICINTAI ALLAH

PEMUDA YANG DICINTAI ALLAH

Generasi muda Islam dapat diibaratkan sebagai benih yang mulai tumbuh dengan perlahan, mengarahkan harapan mereka ke puncak cita-cita. Mereka mempersiapkan diri dengan bekal yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman.

Generasi muda Islam dapat diibaratkan sebagai benih yang mulai tumbuh dengan perlahan, mengarahkan harapan mereka ke puncak cita-cita. Mereka mempersiapkan diri dengan bekal yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman. Namun, dalam perjalanannya, banyak rintangan yang menghadang, termasuk godaan duniawi yang menyesatkan. Sebagian dari mereka terjerumus dan kehilangan arah, sementara yang lain gugur dalam perjuangan. Hanya segelintir yang mampu bertahan dan terus melangkah maju. Pada akhirnya, usaha keras dan ketetapan takdir akan menentukan kelompok mana yang akan mereka huni.

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: ... وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ

“Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya: …Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah …”. (HR. Bukhari no. 1357 dan Muslim no. 1031)

Hadis ini menunjukkan perhatian Islam yang mendalam terhadap aspek-aspek yang membawa kebaikan bagi seorang pemuda Muslim. Selain itu, hadis ini juga menekankan keutamaan besar yang dimiliki oleh seorang pemuda yang mengamalkan sifat-sifat mulia sebagaimana yang disebutkan dalam hadis tersebut.

Syaikh Salim al-Hilali menyebutkan: “(Hadits ini menunjukkan) keutamaan pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah, sehingga dia selalu menjauhi perbuatan maksiat dan keburukan”. (Bahjatun naazhiriin 1/445).

Selanjutnya Imam Abul ‘Ula al-Mubarakfuri berkata: “(Dalam hadits ini) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhusukan (penyebutan) “seorang pemuda” karena (usia) muda adalah (masa yang) berpotensi besar untuk didominasi oleh nafsu syahwat, disebabkan kuatnya pendorong untuk mengikuti hawa nafsu pada diri seorang pemuda, maka dalam kondisi seperti ini untuk berkomitmen dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah (tentu) lebih sulit dan ini menunjukkan kuatnya (nilai) ketakwaan (dalam diri orang tersebut)”. (Tuhfatul ahwadzi 7/57).

Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَعْجَبُ مِنَ الشَّابِّ لَيْسَتْ لَهُ صَبْوَةٌ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah. (HR Ahmad 2/263, Thabrani dalam “Al Mu’jamul kabir” 17/309, dan lain-lain, dinyatakan shahih dengan berbagai jalurnya oleh syaikh Albani dalam “ash-Shahiihah” no. 2843).

Yang dimaksud shabwah adalah pemuda yang tidak memperturutkan hawa nafsunya, dengan dia membiasakan dirinya melakukan kebaikan dan berusaha keras menjauhi keburukan.

Pemuda Muslim yang dicintai oleh Allah Ta’ala adalah mereka yang mampu mensyukuri nikmat besar yang dianugerahkan-Nya, serta memiliki kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu, terutama pada saat dorongan nafsu sedang berada pada puncaknya. Kemampuan ini merupakan pencapaian yang tidak mudah dan membutuhkan perjuangan besar, sehingga layak jika Allah Ta’ala menganugerahkan balasan pahala dan keutamaan yang istimewa bagi mereka.

Upaya untuk tetap berada dalam koridor yang sesuai dengan perintah bukanlah hal yang mudah dilakukan. Tantangan dan godaan akan terus hadir secara bergantian sepanjang perjalanan hidup manusia hingga akhir hayatnya.

قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

“Iblis berkata: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalangi-halangi) manusia dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” (QS al-A’raaf: 16-17).

Iblis telah besumpah untuk menyesatkan manusia ke dalam jurang kebinasaan. Dengan ketekunan dan kesabaran, ia secara perlahan namun pasti membujuk dan menjerat manusia ke dalam perangkap tipu dayanya. Target utamanya adalah para pemuda, yang berada pada masa pertumbuhan dan pembentukan jati diri. Iblis berupaya keras menggagalkan mereka dari menjadi individu yang bertakwa kepada Tuhannya dan menjadi pembela agama. Akibatnya, tidak sedikit pemuda yang akhirnya terperosok ke dalam jeratan tersebut.

Namun, siapakah di antara kita yang mampu menghadapi setiap tantangan, tumbuh dalam ketaatan, dan meraih ridha-Nya sehingga menjadi pemuda yang dicintai oleh-Nya? Oleh karena itu, waktu, kesehatan, dan kekuatan yang kita miliki saat ini harus dimanfaatkan secara optimal sebagai investasi amal kebaikan, baik dalam perjuangan maupun sebagai bekal untuk kehidupan abadi di akhirat.

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu, “Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada Hari Kiamat dari sisi Rabbnya sampai dia ditanya tentang 5 (perkara) : Tentang umurnya dimana dia habiskan, tentang masa mudanya dimana dia usangkan, tentang hartanya dari mana dia mendapatkannya dan kemana dia keluarkan dan tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya“. (HR. At-Tirmizi)

Dalam setiap detik kehidupan, di manapun langkah berpijak dan kapanpun waktu berjalan, para pemuda Muslim seharusnya senantiasa waspada, menjaga hati dan amal dari tipu daya Iblis yang tanpa henti berupaya menyesatkan menuju jalan kebinasaan.

Share Postingan :
Sebelumnya :
Dengarkan Streaming Online

 Radio Wahdah

Dakwah - Pendidikan - Sosial - Kesehatan

Ormas Islam Bermanhaj Ahlussunnah Wal Jamaah

Profil


DPD Wahdah Islamiyah Jogja

Jatimulyo
Tr1/400, RT.11/RW.3, Kricak
Kec.Tegalrejo, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta
Email : dpdjogja@wahdah.or.id