Quote

Anda Dan Kenistaan

Anda Dan Kenistaan

Kenistaan tetaplah suatu kenistaan walaupun terpoles dengan berbagai hiasan dan terangkai dalam ragam untaian puitis. Sebab itu, setiap manusia yang masih memiliki kemurnian fitrah dan kejernihan logika tak kan pernah tergiur dengan gemerlapnya atribut ataupun souvenir kenistaan. Hanya mereka yang menderita ‘cacat fitrah dan hati’ yang bisa tertipu dengan keindahan dan kepalsuannya. Karenanya, tak perlu heran apabila Allah menyabetkan pada manusia jenis ini gelar yang lebih hina dari sekedar kenistaan,

Kenistaan tetaplah suatu kenistaan walaupun terpoles dengan berbagai hiasan dan terangkai dalam ragam untaian puitis. Sebab itu, setiap manusia yang masih memiliki kemurnian fitrah dan kejernihan logika tak kan pernah tergiur dengan gemerlapnya atribut ataupun souvenir kenistaan. Hanya mereka yang menderita ‘cacat fitrah dan hati’ yang bisa tertipu dengan keindahan dan kepalsuannya. Karenanya, tak perlu heran apabila Allah menyabetkan pada manusia jenis ini gelar yang lebih hina dari sekedar kenistaan, sebagaimana dalam firman-Nya:

إِنْ هُمْ إِلَّا كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

Artinya: ” Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu) “. (QS Al-Furqan : 44).

Valentine Day, tidak lain hanyalah satu diantara ragam kenistaan yang diperindah dan dihiasi dengan beragam rasa dan kasih, tentunya atas nama cinta. Ironisnya, kebanyakan korban dari jeratan nista dan penistaan ini adalah pemuda dan pemudi islam. Kejahilan mereka terhadap ajaran dan aqidah agama ini sudah begitu parah, ditambah lagi dengan gejolak hawa nafsu yang sengaja diajarkan oleh para ‘durjana dan bedebah’ lewat berbagai media. ‘Keresahan’ (Humum) ini bertambah apabila membandingkan antara antusias mereka dalam penyambutan dua hari raya islam ; idul fitri dan adha, dengan hari raya kafir ; tahun baru dan valentine. Hasilnya ? Anda tentunya lebih tahu.

Bahkan anda bisa menyaksikan jenis kenistaan lain yang lebih aneh, atau bahkan mungkin yang paling tidak masuk akal, diantaranya aksi kekerasan yang mengatasnamakan cinta. Lihatlah aksi memukul/menampar, dan mencambuk tubuh sendiri, atau menyabetnya dengan pedang-pedang tajam –dalam perayaan Syiah-Asyura misalnya-, semua atas nama cinta. Anda tak perlu berspekulasi mengekor ‘kaum durjana liberalis’ bahwa ini adalah bagian dari sebuah kebebasan, sebab binatang sebuas macan atau sedungu keledai pun harus berpikir berkali-kali agar berani menyiksa diri sendiri, apatah lagi manusia yang diberikan akal dan fitrah. Olehnya, almamater ‘S.Bt’ (Seperti Binatang Ternak) yang langsung ‘dihadiahkan’ Allah dalam ayat diatas sangat begitu pas untuk disandang oleh mereka. Jika anda masih ragu, ikutilah update berita ‘Kekerasan Syiah’ di negeri kita, dan yang terbaru adalah penyerangan perumahan Adz-Dzikra.

Namun, yang kadang disayangkan, adanya orang-orang yang mengklaim sebagai pengusung dakwah islamiyah yang hanya berpangku tangan menyaksikan ragam kenistaan ini, bahkan tak jarang diantara mereka yang menambah kenistaan ini dengan kenistaan lainnya, yang semisalnya ataupun yang lebih parah darinya. Nama-nama mereka tak perlu memadati banyaknya karakter tulisan ini, toh wajah dan hidung belang mereka lebih popular dari sekedar nama. Adapun yang pertama yaitu yang hanya berpangku tangan, maka merekalah ‘Syaithan yang bisu’ sebagaimana ungkapan Abu Ali Ad-Daqqaq Asy-Syafi’i:

من سكت عن الحق فهو شيطان أخرس

Artinya : “Barangsiapa yang berdiam dari menyampaikan kebenaran (ketika diwajibkan), maka dia syaithan yang bisu”.1

Adapun yang kedua, yang memperparah wujud kenistaan ini, mereka bukan hanya sebagai ‘syaithan yang cerewet’ tapi ia juga adalah wujud dari kenistaan itu sendiri.

Sejatinya, setiap muslim yang menyaksikan semua bentuk kenistaan yang menohok jantung kemuliaan umat ini harusnya bertanya pada diri sendiri : apa peran saya dalam membangun kemuliaan dan peradaban umat ?? Saya tidak pungkiri, bahwa tujuan utama dari sekian banyak ketikan jari-jari tangan saya adalah untuk menggerakkan hati kecil saya pribadi terlebih dahulu, agar selalu intropeksi dan memotivasi diri ini dan juga semua muslim ; sudah sejauh mana mengambil peran dan berkontribusi dalam jalan dakwah dan perjangan ini.

Tentunya, saat ini bukan lagi zamannya menjadi generasi atau melahirkan generasi yang hanya terdiam dalam kungkungan ‘humum’ (keresahan) atau cerewet dalam artian ‘katsratul-kalaam’ (kritis), tanpa adanya aksi ‘taghyiir’ (perubahan) dan harakah (pergerakan) dalam kancah dakwah dan tarbiyah. Ya, bukan lagi zamannya dakwah itu hanya terkucilkan antara mihrab-mihrab dan pintu gerbang masjid, sebab ini bukanlah sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Atau bila anda berkenan, izinkanku tuk mengatakan : Sudah bukan saatnya fokus mengkaji masaa-il khilafiyah far’iyyah sembari melalaikan bahkan menyesatkan seruan persatuan kalimat ahlisunnah dan amal jama’i dalam dakwah.

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ، وَلا تَنازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ، وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ.

Artinya : ” Dan ta’atlah kepada Allah dan Rasulnya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, (berselisih dan berpecahbelah) yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS Al-Anfal : 46).

Sebab itu, marilah bergerak dan berjuang, karena demi Allah ! Umat ini tidak akan jaya, dan manhaj salaf ini tidak akan tersebar lewat mereka para anak jalanan, fans club sepakbola, atau fans artis fulan dan fulanah. Peradaban islam tak mungkin dikembalikan oleh para durjana pencela sahabat dan bunda kita semua, Ummahaatul-Mukminin, ataupun para penipu penyebar liberalisme. Namun ia akan jaya dan kembali lewat kontribusi individu-individu yang memiliki 4 sifat yang disebutkan Allah dalam ayat diatas yaitu :

-Taat kepada Allah ta’ala

-Taat kepada Rasul-Nya

-Bersatu dan Tidak Berpecah Belah

-Bersabar Dalam Perjuangan

Marilah mengambil peran dalam jalan ini, agar kenistaan yang menggerogoti tubuh umat saat ini, bisa terjauhkan…sekali lagi, kini bukan saatnya berdiam diri dan menanti hadirnya umat islam di masjid dan kajian-kajian ilmu, tapi andalah yang harusnya bisa memasukan mereka kedalam masjid, dan memotivasi mereka menghadiri kajian-kajian ilmu. Sudah saatnya kita keluar dari kenistaan yang tidak pernah menimpa umat ini pada zaman-zaman sebelumnya. Allaahu Akbar !!



1 .Ar-Risalah Al-Qusyairiyah hal.60. Ungkapan ini seringkali dianggap sebagai sebuah hadis, padahal tidak shahih dan sama sekali tidak berasal dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Juga disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim, Ibnu Taimiyah sebagiaman dalam Majmu’ Fatawa, Ibnul-Qayim dalam Al-Jawabul Kafi hal.136, dan selain mereka

Sumber: https://wahdah.or.id/anda-dan-kenistaan/

Share Postingan :
Sebelumnya :
Selanjutnya :
Dengarkan Streaming Online

 Radio Wahdah

Dakwah - Pendidikan - Sosial - Kesehatan

Ormas Islam Bermanhaj Ahlussunnah Wal Jamaah

Profil


DPD Wahdah Islamiyah Jogja

Jatimulyo
Tr1/400, RT.11/RW.3, Kricak
Kec.Tegalrejo, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta
Email : dpdjogja@wahdah.or.id